Perilaku Konsumen# Tugas : 2
Nama
: Benny Apriandy
Hutapea
NPM :
11209952
Kelas :
3EA02
Mat.kul
: Perilaku Konsumen#
Tugas
: 2
Soal
Jelaskan apa yang dimaksud dengan konsumen dan ciri-ciri konsumen ?
Jawaban
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau
jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali (Jawa: kulakan),
maka dia disebut pengecer atau distributor.
10 Ciri konsumen
adalah:
Karakter #1: BERPIKIR JANGKA PENDEK.
Cenderung memiliki memori yang pendek. Mereka cenderung mengingat manfaat
produk jangka pendek. Cepat bosan dan mudah lupa. Nah, ini peluang bagi
produk-produk baru yang meraih market yang pelupa seperti ini .
Ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya
berpikir jangka pendek dan sulit diajak berpikir jangka panjang salah satu
cirinya adalah dengan mencari yang serba Instan. Makanya produk semacam Extra
Joss,Hemaviton Jreng,Indomie dan lain sebagainya laris manis.
Sebaliknya masih sangat susah sekali memasarkan
asuransi pada sebagian besar penduduk indonesia karena konsumen
cenderung enggan melakukan investasi (dalam bentuk apapun) yang hasilnya bisa
dinikmati mungkin belasan tahun ke depan.
Salah satu strategi yang masih ampuh untuk
konsumen berpikiran pendek adalah dengan memberikan DISKON dan hadiah
langsung.Survei AC Nielsen menunjukkan 76% pembeli menyukai diskon harga dan
18% menyukai hadiah langsung.Saya sudah sering kali membuktikan strategi ini.
Karakter #2: TIDAK TERENCANA.
Tidak memiliki perencanaan. Impulse buying masih merajai pengambilan keputusan
sebagian besar orang Indonesia. Tapi, ke depannya akan semakin banyak yang
melakukan perencanaan, kata Handy. Lihatlah, begitu antrinya pre booking tiket
untuk Air Asia dan sebagainya.
Konsumen Indonesia termasuk konsumen
yang tidak terbiasa merencanakan sesuatu.Sekalipun sudah,tapi mereka akan
mengambil keputusan pada saat-saat terakhir.kebiasaan ini mirip dengan
kebiasaan konsumen nomer satu.Namun jika kebiasaan pertama tidak melihat jauh
ke depan,kebiasaan kedua ini tidak menyiapkan sesuatu jauh di belakang.
Mungkin rata-rata kita dulu juga mengenal SKS
(sistem kebut semalam) dalam belajar atau dalam menyelesaikan tugas-tugas
tertentu.Termasuk dalam mendaftar seminar sampai membayar tagihan,semua
dilakukan dalam waktu yang mepet.
Salah satu bentuk perilaku konsumen yang tidak
punya rencana adalah terjadinya IMPULSE BUYING (membeli tanpa rencana/spontan
membeli ketika tertarik dengan sebuah produk).Berdasarkan survei
Nielsen,ternyata 85% pembelanja ritel modern cenderung untuk berbelanja sesuatu
yang tidak direncanakan.Strategi yang paling baik untuk karakter ini adalah
dengan membuat display semenarik mungkin dan strategis tempatnya atau bisa juga
di bantu dengan SPG.
Karakter #3: SUKA BERKUMPUL.
Cenderung berkelompok dan suka berkumpul. Istilah lainnya adalah guyub. Saya
setuju dengan pendapat ini. Saya sendiri sering mengambil keputusan berdasarkan
referensi kelompok.
Kebiasaan suka berkumpul sudah melekat dalam
budaya konsumen kita,sampai adalah istilah “mangan ora mangan ngumpul” dalam
masyarakat jawa.
Strategi paling efektif untuk karakter ini adalah strategi komunikasi Word of
mouth,ini terbukti dari riset para pembeli rumah lewat KPR,awarenness tertinggi
konsumen terhadap produk KPR bukanlah berasal dari iklan atau brosur,tetapi
justru datang dari teman atau relasi.Hal serupa juga terjadi dalam pembelian
minyak pelumas.
Kesuksesan yang di raih Amanda brownies dan
Kartika Sari dari Bandung juga mengandalkan strategi ini.Kata kunci dari
strategi word of mouth ini adalah terletak pada opinion leader dari komunitas
yang ada.Sebab jika sang pemimpin bisa diyakinkan pada sebuah merk,maka dia
akan memberikan rekomendasi kepada komunitasnya.
KARAKTER #4:GAGAP TEKNOLOGI.
Tidak adaptif terhadap teknologi baru. Ya, saya juga setuju dengan pendapat
ini. Saya termasuk di dalamnya. Saya bukan early adopter. Kalau teknologinya
sudah mentok, atau murah, baru saya beli . Untuk sebagian besar
masyarakat, hal ini juga terkait dengan tingkat pendidikannya.
Rendahnya penetrasi teknologi tinggi di indonesia
menunjukkan bahwa mayoritas konsumen kita relatif masih “gaptek” sehingga
adopsi terhadap suatu teknologi relatif jauh lebih lambat.
Hal ini tampak dalam survei Frontier tentang
alasan konsumen tidak menggunakan mobile banking,32,66% mengatakan tidak tahu
mengoperasikannya dan 16,75 menganggapnya tidak aman.begitu juga dengan
penetrasi penggunaan internet,baru menyentuh angka 9,0% bandingkan
dengan malaysia yang penetrasinya sudah 47,8%.
Rendahnya tingkat penetrasi produk teknologi
tinggi ini berhubungan erat dengan dengan tingkat pendidikan masyarakat
kita.Namun,jangan pesimis dulu.Sebab,konsumen yang berusia muda kini lebih
adaptif dengan teknologi baru karena dorongan arus globalisasi.
Sayangnya,daya beli mereka tidak begitu tinggi.Untuk mengatasi masalah daya
beli ini,pemasar bisa mengusung strategi PRICE BUNDLING,seperti yang di lakukan
Frent,Esia,Flexi dan yang lainya.Bisa juga dengan mempermudah
penggunaanya,seperti yang dilakukan oleh Nokia.
KARAKTER #5: ORIENTASI PADA KONTEKS.
Cenderung fokus kepada konteks, bukan konten. Nah, pendapat ini semakin
membenarkan pendapatnya Hermawan Kartajaya yang sudah lama digulirkannya. Lihat
saja, di mana-mana yang dipromosikan, yang diblow-up adalah konteksnya, bukan
kontennya. Tapi, it works untuk konsumen di Indonesia. Kalau anda baca majalah
Reader’s Digest versi bahasa Inggris, setiap iklan produk obat, selalu dibuat 2
halaman, 1 halaman untuk iklan, 1 halaman untuk penjelasannya.
Konsumen kita cenderung menilai dan memilih
sesuatu dari tampilan luarnya.Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu
hal justru lebih menarik ketimbang hal itu sendiri.
Tiga ciri spesifik konsumen kita dalam menyerap informasi.Pertama,memiliki
minat baca yang rendah.kedua,memilih segala sesuatu-baik dari membaca atau
menonton- yang ringan dan menghibur.Ketiga,mudah diubah persepsinya.
Dampak dari ciri tersebut terhadap perilaku
komsumsi orang Indonesia dibuktikan dengan layanan informasi SMS yang
didominasi layanan ring tones dan musik.selain itu tampak pula dengan tingginya
rating acara-acara infotainment.Keengganan membaca juga menyebabkan konsumen
kurang memperhatikan informasi yang terdapat pada suatu produk.
Banyak produk farmasi yang mempunyai kandungan
yang sama persis dan fungsi yang sama tetapi karena cara komunikasinya
berbeda,akhirnya persepsi yang tercipta lain pula.sekitar 99% konsumen kita
tidak mengerti kandungan obat bebas.
KARAKTER #6 : LEBIH MENYUKAI PRODUK LUAR NEGERI.
Betul juga. Bahkan menurut saya
orang Indonesia lebih early adopter soal ini dibandingkan
penduduk Malaysia atau Philipina. Para pengunjung mal KLCC masih
kalah keren dibandingkan pengunjung mal Plaza Senayan. Makanya merek-merek
lokal banyak yang mencitrakan dirinya seolah-olah adalah merek import.
KARAKTER #7 : SEMAKIN MEMPERHATIKAN MASALAH
RELEGIUS.
Pangsa pasar dari produk-produk yang mempunyai
nilai agama akan semakin besar. Nah, soal ini saya setuju sekali dan menjadi
semakin bersemangat. Kenyataan di lapangan memang demikian. Maka, saya pun
setuju dengan pendapat ini.
KARAKTER #8 : SUKA PAMER DAN GENGSI.
Yup,
ini pun betul. Seorang teman yang disainer senior mengatakan, orang Indonesia suka
berpakaian yang “look at me!”.
KARAKTER #9 : BANYAK DIPENGARUHI OLEH SUBCULTURE.
Maksudnya konsumen Indonesia akan semakin cair
dan tidak lagi ada perbedaan antara suku dan geografis. Kalau anda jalan-jalan
ke Bukittinggi, di sana anak-anak mudanya sudah persis seperti anak
metropolitan. Gayanya, dandanannya, musiknya, bahasanya. Tidak ada bedanya
dengan yang di Palembang, Sukabumi atau Bandung.
KARAKTER #10 : TIDAK PEDULI LINGKUNGAN.
2. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan perilaku konsumen ?
Perilaku konsumen adalah proses dan
aktifitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan,
pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen
untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah
(low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan
untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang
matang.
3. Jelaskan penggunaan segmentasi pasar dalam penetapan
strategi pemasaran ?
Umumnya kita mengenal ada 4P dalam marketing mix, yakni Product, Price,
Place dan Promotion. Namun dalam pemasaran jasa atau services marketing, masih
ada 4P yang lain yaitu Process, People, Physical Environment dan Productivity
& Quality. Maka untuk penggunaan segmentasi pasar dalam penetapan
strategi pemasaran harus dapat memiliki 8 P unsur penggunaan pasar unsur
atau variabel bauran pemasaran (Marketing mix) tersebut
atau
yang disebut eight p's adalah sebagai berikut:
1. Strategi Produk
2. Strategi Harga
3. Strategi Penyaluran / Distribusi
4. Strategi Promosi
5. Procces. Komponen ini adalah
serangkaian aktivitas yang terjadi pasa saat penghantaran jasa. Sebagai sesuatu
yang intangible, workflow di atas kertas itulah ‘wujud’ sebuah jasa.
6. People. Workflow tak berarti
tanpa orang yang menjalankannya. Oleh karena itu, orang juga termasuk dalam
komponen marketing mix jasa.
7. Physical Environment. Ini adalah
elemen-elemen fisik pada saat menghantarkan jasa yang menentukan juga nilai
dari jasa tersebut di mata konsumen.
8. Productivity &
Quality. Dalam Jasa juga ada komponen biaya yang dihitung berdasarkan
aktivitas, makanya kita mengenal istilah activity based accounting. Sementara
itu kualitas sangat penting pada Jasa ketimbang pada produk. Jika produk
kualitas rendah masih bisa laku di pasar, tidak demikian halnya dengan Jasa
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli
Konsumen
Swastha dan Irawan
(2001) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan
dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli
barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan
biasanya menghilangkan minat.
Super dan Crites (Lidyawatie, 1998) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi minat, yaitu :
a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan seseorang
dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya,
aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.
b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi
tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai
sosial ekonomi rendah.
c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang menggunakan waktu
senggangnya.
d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat
pria, misalnya dalam pola belanja.
e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua akan
berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang.
Sedangkan menurut Kotler, Bowen, dan Makens (1999) terdapat dua faktor yang
mempengaruhi minat beli seseorang dalam proses pengambilan keputusan pembelian,
yaitu situasi tidak terduga (Unexpected situation) dan sikap terhadap orang
lain (Respect to Others)
Untuk memahami proses motivasi yang mendasari dan mengarahkan perilaku konsumen
dalam melakukan pembelian perlu dipahami beberapa konsep antara lain;
a. Teori ekonomi mikro
Menurut teori ini keputusan membeli merupakan hasil perhitungan ekonomis
rasional yang sadar. Teori ini didasarkan pada asumsi yaitu:
1. Bahwa konsumen selalu mencoba untuk memaksimumkan kepuasaanya dalam
batas-batas kemampuan finansialnya
2. Bahwa ia mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif sumber untuk
memuaskan kebutuhannya.
3. Bahawa ia selalu bertindak rasional.
b. Teori Psikologis
Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori psikologis yang secara garis besar
dapat dibagi dalam 2 bagian yaitu, teori belajar dan teori psikoanalitis.
Teori psikologis ini mendasarkan pada penerapan teori psikologis yang
berpendapat bahwa pada umumnya manusia selalu didorong untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya.
c. Teori Psikoanalitis
Teori Psikoanalitis didasarkan pada asumsi bahwa perilaku manusia dipengaruhi
oleh adanya keinginan yang terpaksa dan adanya motif yang tersembunyi. Perilaku
manusia ini adalah merupakan hasil kerja sama dari ketiga aspek dalam struktur
kepribadian manusiab yaitu, id (das es), ego (das ich) dan super ego (das veber
ich).
d. Teori Antropologis
Menurut teori ini bahwa perilaku manusia dipenhgaruhi oleh kultur yang terdiri
dari masyarakat sekitar, kelas sosial yang berlaku serta keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar